Meival Reza Blog

Flash Player

Minggu, 28 Maret 2010

SERTAI MAKANAN BERSERAT UNTUK MENGIMBANGINYA

SERTAI MAKANAN BERSERAT UNTUK MENGIMBANGINYA
Makin banyaknya ibu bekerja tak pelak lagi membuat konsumsi fast food meningkat. Betapa tidak, restoran-restoran, penyaji makanan kilat ini umumnya menyediakan delivery order alias siap antar hingga para ibu bekerja bisa telepon dari kantor, meminta anaknya dikirimi makanan di rumah. Hebatnya pula anak-anak kita pun cenderung makin akrab saja dengan fried chicken, burger, pizza, dan french fries. Padahal makanan-makanan ini di Amerika sebagai negara yang mengawali beredarnya hidangan kilat ini, dimasukkan dalam kategori junk food alias makanan rongsokan. Betulkahfast food harus dihindari sama sekali?
"Kenapa kita tidak boleh makan burger atau pizza, sih, Ma?" Begitu, kan, si kecil Anda balik bertanya kalau dilarang makan fast food untuk menu santap siangnya. Para ibu, mungkin juga termasuk Anda bisa jadi kelabakan tak bisa menjawab. Karena kecuali urusan kantong, makanan kilat ala restoran ini selalu saja didengung-dengungkan harus dijauhi karena kurang baik bagi kesehatan. Sementara apanya yang kurang baik, para ibu pun belum mahfum.
Kalau dibilang tidak sehat, toh, proteinnya cukup tinggi, lantas mengapa sebaiknya tidak diberikan? Daging yang digunakan pun diberitakan datang dari negri asalnya yang berasal dari hewan yang dipelihara khusus untuk dipotong. Hingga rasanya lebih enak dan berkualitas. Dibilang kurang bersih, sebagian diawasi secara internasional dan konon itu artinya cukup bersih karena selain cara kerja, suhu pembuatan maupun suhu penyimpanan bahan makanan pun diperhatikan. Jadi, kalau dibilang masakan rongsokan, mestinya salah besar, bukan?
Tidak semua ahli gizi sepakat, makanan kilat yang kini tengah menjamur itu sebagai makanan rongsokan. Banyak pakar gizi memperbolehkankita menyantap pizza, fried chicken, atau burger, asalkan ada syarat khusus yang menyertainya. Namun tak ada salahnya pula kita mengetahui mengapa ada juga yang menganggapnya kurang baik. Alasan apa saja, sih yang melatarbelakanginya?
BIKIN GEMUK
Kalau Anda sekali-sekali mengintip dapur sebutlah restoran fried chicken, Anda kini sadar, betapa banyak lemak yang sudah kita santap pada sepotong ayam goreng tepung tadi. Selain ayamnya yang merupakan ayam negeri yang lebih berlemak ketimbang ayam kampung, digorengnya pun di dalam minyak yang membanjir. Tujuannya ayam terendam minyak agar tidak perlu dibalik-balik. Tentu tak lupa dengan suhu tinggipula agar hasilnya crispy alias garing. Anak-anak yang termasuk konsumen andalan restoran kilat ini memang paling suka ayam goreng yang garing dan kering.
Apa artinya kalau minyak harus bersuhu tinggi? Tak lain dan tak bukan minyak yang digunakan pun harus punya titik didih yang tinggi. Artinya minyak goreng yang jenuh. Tetapi andaikan minyak yang digunakan pun minyak tak jenuh, kalau digunakan berulang-ulang (minyak yangsama dipakai untuk menggoreng berkali-kali), ya, akhirnya menjelma jadi minyak jenuh juga.
Makanya tak usah heran kalau data yang diperoleh dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian IPB menyebutkan, bahwa 100 gram fried chicken mengandung sekitar 290 - 400 kkal per potongnya, tergantung berat dan ukuran tiap ayam (tiap restoran punya ukuran yang berbeda-beda).
Begitu juga dengan pizza, tiap porsi (berat antara 200 - 400 gram) mengandung 500 - 900 kkal. Semua itu karena bahan yang digunakan memang banyak menggunakan lemak tinggi.
Nah, sekali makan di restoran kilat seperti ini Anda tentu tak hanya memberi anak-anak sepotong ayam atau seporsi pizza atau burger. Tentu masih pula disertai nasi, kentang goreng, plus segelas minuman. Biasanya berupa soft drink, kalau anak-anak ngotot malah masih ditambah dengan es krim.
Mau tahu berapa kalori ukuran seporsi kentang goreng? Dengan berat antara 80 - 100 gram kentang goreng bernilai kalori 180 - 400 kalori. Nah, bisaAnda jumlah kalori yang masuk untuk sekali santap. Jauh melebihi kalori yang disarankan sesuai kebutuhan anak kita, kan?
Kalau santapan ini terus-menerus diberikan, apakah bukan kegemukan (obesitas) ujung-ujungnya? Sayangnya pula kegemukan pada anak-anak seringkali dianggap sebagai bentuk dari kelucuan dan sehat. Padahal kegemukan pada anak seringkali berlanjut hingga dewasa, terutama bila pola makan tidak diubah. Risikonya, tentu penumpukan kadar kolesterol yang kemudian diikuti dengan naiknya tekanan darah, penyempitan pembuluh darah, hingga gangguan jantung.
KURANG SERAT
Apa isi utama dari fast food yang disajikan di restoran-restoran kita? Umumnya cuma protein hewani. Boleh dibilang tidak ada restoran kilat yang beredar di Jakarta yang menyediakan hidangan dengan protein nabati, seperti tempe atau tahu, misalnya.
Mari kita lihat pada fried chicken atau burger dan pizza. Tidak ada sayurannya sama sekali bukan? Kalaupun ada, misalnya pada pizza atau burger, jumlahnya sedikit sekali. Hingga tidak seimbang. Padahal asupan pada anak-anak harus seimbang. Jumlah karbohidrat, protein, dan serat harus seimbang hingga anak tumbuh sehat.
TINGGI NATRIUM
Satu hari rata-rata masukan natrium dalam tubuh sebaiknya kurang dari 200 mg. Kelebihan natrium dapat menyebabkan antara lain penurunan fungsi otot jantung. Mengapa begitu? Karena kelebihan natrium mengakbiatkan kekurangan kalium. Nah, sungguh sangat disayangkan kandungan natrium fast food kita amat tinggi. Masih dari sumber yang sama, dikentahui bahwa seporsi fried chicken mengandung di atas 1500 mg natrium. Ini belum termasuk tambahan natrium jika ayam tadi disantap dengan kentang goreng.
MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
Bahan tambahan makanan seperti pewarna, pengawet, dan penambah rasa kerap dibubuhi dalam fast food, Begitu juga pasa saus-saus yang biasa menjadi teman santap makanan kilat ini. Bahan tambahan makanan yang berlebihan tentu juga kurang baik bagi tubuhkita. Banyak contoh penyakit yang mungkin malah membuat kita jadi takut bila dirinci di sini akibat kebanyakan bahan tambahan makanan.
Melihat begitu banyaknya dampak negatif dari fast food, lantas bagaimana cara yang paling baik menyikapinya? Tak usah harus jadi antipati terhadap fast food. Kadang kita memang tak bisa berkelit sama sekali dari hidangan kilat ini. Entah di saat tak ada pembantu, undangan pesta ultah anak, atau sesuatu hal lain.
Ada beberapa kiat yang bisa kita ikuti kalau memang sedang ingin atau terpaksa makan fried chicken, burger, pizza, atau hidangan kilat lainnya.
  1. Jangan kelewat sering makan fast food. Seminggu sekali masih oke. Lebih dari itu sebaiknya tidak.
  2. Kalaupun terpaksa harus makan fast food, jangan lupa setelah itu makan makanan berserat tinggi. Misalnya, salad, rebusan sayuran, atau buah-buahan.
  3. Karena kalorinya sudah tinggi, pilih santapan lain yang kalorinya rendah, termasuk minumannya.
  4. Untuk mengurangi masukan natrium, kurangi asupan saus tomat maupun saus sambal.
  5. Pilih ayam yang tidak terlalu crispy (ingat, yang crispy digoreng dalam minyak bersuhu tinggi dan dalam waktu lebih lama).
Masih banyak tentu rambu lain yang bisa kita lakukan demi terhindarnya dari risiko akibat kebanyakan fast food. Namun kalau Anda ikuti kelima rambu di atas, segala risiko tadi bisa dihindari atau paling tidak dikurangi

Share

(sumberhttp://artikel-kesehatan-online.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger